cover
Contact Name
Sutriyono
Contact Email
sutriyono0775@gmail.com
Phone
+6285785692168
Journal Mail Official
inteleksia.stidalhadid@gmail.com
Editorial Address
Jl. Kejawan Putih Tambak no. 80 Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inteleksia: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah
ISSN : 26861178     EISSN : 26863367     DOI : 10.55372
Inteleksia JPID adalah transformasi dari Jurnal Kajian dan Pengembangan Manajemen Dakwah (JKPMD) yang telah diterbitkan oleh STID Al-Hadid sejak tahun 2011 dengan nomor ISSN 2088-639X. Transformasi tersebut dilakukan seiring dengan perkembangan STID Al-Hadid, yang awalnya hanya mengelola satu prodi yaitu Manajemen Dakwah, kini bertambah dua prodi baru yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam dan  Pengembangan Masyarakat Islam. Sehingga tuntutan kajian dan publikasi ilmiah STID Al-Hadid semakin meluas mencakup ketiga sub bidang ilmu dakwah. Nama Inteleksia diambil dari kata intelektual, yang berarti  kecerdasan, pemikiran, dan rasionalitas. Sedangkan Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah menunjukkan fokus dan lingkup studi yang dikaji yaitu pengembangan ilmu-ilmu dakwah. Diharapkan dengan nama tersebut dapat menjadi ciri dan identitas jurnal yang dikelola STID Al-Hadid, sebagai jurnal ilmu dakwah berbasis pemikiran Islam Rasional Kebangsaan.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2023)" : 11 Documents clear
Analisis Hermeneutik Dilthey pada Kisah Ashabul Kahfi dalam QS. Al-Kahfi: 9-26 Eka Anjani
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.223

Abstract

DILTHEY'S HERMENEUTIC ANALYSIS OF ASHABUL KAHFI STORY IN THE QURAN SURAH AL-KAHFI: 9-26. Hermeneutic study on Surah Al-Kahf: 9-26 needs to be carried out because there is another purpose that Allah wants to convey through this sura. God's purpose is known by using Dilthey's hermeneutic approach because this hermeneutic study emphasizes on objective meaning and social condition of the creator of the text. With an understanding of history, interpreter can empathize appear of the text and understand the intent of the text. based on this study, it is found that the meaning of QS. Al-Kahf 9-26 for the Prophet Muhammad and Muslims is a story to answer Quraysh questions and, at the same time, to show that Allah will grant the prayer of his pious servant. QS. Al-Kahf 9-26 also shows that migration does not always bring badness to Muslims. As for the Quraysh, QS. Al-Kahf is proof that Allah is the one and only god who deserves to be worshiped and shows the truth and power of Allah to resurrect humans on the Last Day. For the Jews, Al-Kahf will provide them correct information about the story and justify Muhammad's Prophethood by following muhammad.
Analisa Gaya Bahasa K.H. Ahmad Mustofa Bisri pada Puisi ‘’Selamat Tahun Baru Kawan’’ Sri Wahyuni
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.224

Abstract

Puisi yang indah tidak terlepas penggunaan gaya bahasa yang tepat sehingga menjadikan puisi lebih hidup, memiliki kekuatan ekspresi, segar dan berkesan. Salah satu puisi Gus Mus yang berjudul ‘’Selamat Tahun Baru Kawan’’, viral di media sosial setiap pergantian malam tahun baru serta menuai respon positif oleh banyak orang. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari penggunaan gaya bahasa yang bermutu. Tujuan studi ini adalah mengetahui ragam gaya bahasa yang digunakan oleh K.H. Ahmad Mustofa Bisri pada puisi berjudul,’’ Selamat Tahun Baru Kawan’’ sekaligus fungsi gaya bahasa tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, tulisan ini berusaha menganalisis gaya bahasa dan fungsi gaya bahasa pada puisi ‘’Selamat Tahun Baru Kawan’’. Hasil studi ini didapatkan terdapat penggunaan ragam gaya bahasa kiasan diantaranya yaitu simile, ironi, eufimisme, metafora, sarkasme, alusi. Serta ragam gaya bahasa retoris diantaranya yaitu asindeton, erotesis, polisindeton, oksimoron, aliterasi, asonansi, paradoks. Fungsi gaya bahasa kiasan pada puisi tersebut untuk memberikan kejelasan gambaran sejatinya manusia sebagai hamba Allah. Memberikan teguran, sindiran kepada mad’u dengan ungkapan yang halus sehingga terdapat perubahan yang lebih baik dalam menjalankan rukun Islam. Sedangkan Fungsi ragam gaya bahasa retoris yaitu membuat puisi lebih menarik karena susunan rangkaian kata dan kalimat puisi mengandung keindahan dan kesegaran.
Motivasi Rasulullah Menghadapi Tahun Kesedihan dalam Kerangka Self-Determination Theory Ilham Yosi Ariansyah
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.230

Abstract

MOTIVATION OF RASULULLAH TO FACE THE YEAR OF GRIEF FROM A STANDPOINT OF SELF-DETERMINATION THEORY. Motivation plays an important role in determining the success of a preacher's da'wah. The reality of the motivation within the dai can be observed in the efforts of the Prophet when he faced the year of sadness. A description of the motivation of the Prophet in facing the year of sadness was carried out in the framework of self-determination theory (SDT). The SDT framework was chosen because it was able to describe the types, characteristics, and aspects that formed the motivation of the Prophet in the event. Descriptive qualitative methodology was used in this study. Historical library data is used as a data source. The results of the historical literature explain that the Prophet had motivations: (1) belief in the greatness of Allah, the truth of Islam and the truth of Allah's promise of reward in the hereafter (2) solely to carry out God's command to preach so that more people would know and believe in the teachings of Islam, and (3) solve various actual problems that hinder the smooth running of da'wah activities. This motivation is a type of autonomous motivation sub internalized extrinsic motivation, with the characteristics of a personal appreciation of the important values ​​of the various efforts carried out, having independent considerations to do or not do activities, and there is coherence with previously owned values. Internalized extrinsic motivation in the Prophet was formed because of the fulfillment of three aspects of basic needs in SDT, namely competence, autonomy, and relatedness as well as the existence of controlled motivation that is integrated to fulfill these needs.
Teknik Argumentasi Ceramah Bertema Vaksinasi COVID-19 di Media Youtube Achmad Al Farisi
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.234

Abstract

Wabah covid-19 salah satu pemecahannya adalah dengan vaksinasi. Namun banyak hoaks yang menyebar utamanya yang menyakut halal atau haramnya vaksin. Untuk itu penting bagi para pendakwah untuk mengetahui teknik teknik argumentasi ceramah yang tepat agar umat Islam tidak ragu akan vaksin. Husein Ja’far al-Hadar dalam video ceramah “halal-haram vaksin” dan Ustaz Das’ad Latif dalam video ceramah “Mari Vaksin!” menggunakan teknik argumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi dokumen yang menjabarkan teknik argumentasi berdasarkan teknik argumentasi dari Gorys Keraf dan Stephen Toulmin. Hasil penelitian ini mengungkapkan Husein Ja’far al-Hadar menggunakan teknik argumentasi otoritas dan generalisasi dengan ground otoritas Islam. Dan Ustaz Das’ad Latif menggunakan teknik argumentasi otoritas dengan ground otoritas pemerintah, lembaga kesehatan dan islam dalam mendukung klaimnya. keduanya juga menggunakan teknik argumentasi persamaan dan teknik argumentasi generalisasi dalam mempertahankan klaimnya.
Strategi Pembangunan Spiritual Nabi Muhammad pada Masa Awal Madinah Niken Kusuma Haren
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.251

Abstract

SPIRITUAL EMPOWEREMENT STRATEGY OF PROPHET MUHAMMAD IN THE EARLY TIME OF MADINAH. The Prophet Muhammad made the people of Medina have an Islamic value from the background of differences between groups in the formation of society. Spiritual empowerment is a fundamental effort made by the Prophet Muhammad by implementing the right strategy. This article aims to describe the spiritual empowerment strategy carried out by the Prophet Muhammad in the early days of Medina. The theory used is based on the community development strategy according to Adi and the forms of empowerment stages according to Suharto and the types of empowerment described by Mardikanto and Soebianto which are then classified based on the method, form, and target of the empowerment strategy. The method used is a qualitative historical literature in order to describe the historical events of the Prophet Muhammad from the data obtained. The results of the study show that the strategy applied by the Prophet Muhammad in the spiritual field is in the form of enabling and strengthening because the community is still in the early stages of development so that they can apply an Islamic value consistently. It is carried out by means of a directive in the process of determining the strategy but still being non-directive in the implementation of the strategy, or in a prophetic strategy combining two approaches, namely a directive-non-directive strategy. And targets that are mezzo and macro, with the position that the prophet also has as a leader who has been trusted by the community. From this strategy, it can solve the problems that the community has, especially in the spiritual field. eld.
Kredibilitas Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Meredam Perpecahan Umat Islam pada Peristiwa Saqifah Bani Saidah Yudi Asmara Harianto
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.253

Abstract

Peristiwa Saqifah Bani Saidah memiliki potensi perpecahan umat Islam setelah wafatnya Rasulullah saw. Kaum Anshar menghendaki pemimpin umat Islam berasal dari mereka. Jikapun kaum Muhajirin menolak, maka untuk Anshar seorang pemimpin dan untuk kaum Muhajirin seorang pemimpin. Namun Abu Bakar tidak sependapat dengan pendapat kaum Anshar. Abu Bakar pada awalnya dipandang tidak memiliki legitimasi kepemimpinan oleh Anshar. Namun melalui pidatonya, Abu Bakar mampu merubah pendirian kaum Anshar. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis literatur untuk mendapatkan kesimpulan. Dalam peristiwa Saqifah ini Abu Bakar mampu membangun etos, pathos, dan logos sehingga dirinya dipandang kaum Anshar sebagai figur yang terbaik untuk menggantikan kepemimpinan Rasulullah dan mampu meredam perpecahan umat Islam yang hampir terjadi. Hasil studi bisa menjadi referensi bahwa pembicara mampu membangun kredibilitas melalui retorika meskipun pada awalnya tidak dipercaya oleh khalayak.
Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz Perspektif Teori Keteladanan Kauzes-Posner Sutriyono; Ahmad Hidayat
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.259

Abstract

Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan, kesuksesan dan kebesaran baik perusahaan, organisasi maupun negara. Kepemimpinan berbasis keteladanan dalam sejarah sangat berperan besar bahkan menentukan jalan sejarah sebuah perusahaan, organisasi ataupun sebuah bangsa dan bahkan sebuah peradaban. Teori kepemimpinan teladan merupakan teori yang cukup signifikan dalam menjelaskan sebuah fenomena kepemimpinan sekaligus menjadi role model kepemimpinan dimasa depan. Sebab dalam kepemimpinan teladan, penulis punya keyakinan bahwa “satunya kata dengan perbuatan”, menjadi sebuah inti dari kepemimpinan. Dalam hal ini tokohnya adalah Umar bin Abdul Aziz dalam sejarah Islam dipandang sebagai pemimpin yang mampu memberikan ketauladanan yang sangat berarti dalam dunia Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka, yaitu melakukan analisa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz dengan pendekatan teori Kepemimpinan Keteladanan Kauzes-Posner sebagai alat analisanya. Adapun temuan penelitian ini adalah keberanian seorang pemimpin memberikan ketauladanan mulai dari diri sendiri, keluarga telah mendorong bawahannya termotivasi dalam menjalankan tugas-tugas atau amanah yang dibebankannya dengan baik. Keberanian memberikan ketauladanan yang menantang “culture” kepemimpinan apalagi sebagai figure penguasa sebuah imperium besar dimasanya
Kritik Pemikiran Relativisme Moral yang Dibangun dari Temuan di Bidang Neuroscience Mimi Maolani
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.261

Abstract

CRITICISM OF MORAL RELATIVISM THOUGHT CONSTRUCTED FROM FINDINGS IN THE FIELD OF NEUROSCIENCE. This paper aims to criticize the idea of moral relativism which is built from new findings in neuroscience. This idea is often propagated while placing the morality of religious people as irrational, far-fetched and out of date. This is a challenge for the propagation of rational and universal Islamic moral values. Da’i need to understand the antithesis of this thought in order to be able to answer their arguments in the field of da'wah. This study uses a qualitative method and critical analysis approach. Critical analysis based on theory of coherence, correspondence and pragmatics. The weakness of this thought is reduce morality to be just sympathy, and negate other aspects of moral formation. The approaches and methods used are not right. The conclusion of moral relativism from arguments and scenarios of moral judgment in a neuroscience experiment is illegitimate, instead this studi discovered the rationality, objectivity and universality of the moral value behind the proposed argument. This relativism idea cannot be applied in non-social moral judgments, causing people to be skeptical of rational explanations of moral judgement, and make moral decisions instinctively without measure the impact of their actions on their goals, thus bringing badness to themselves and their environment.
Peran Modal Sosial dalam Pengembangan Masyarakat Desa Wisata Pujon Kidul Malang Usman Maarif
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.262

Abstract

THE ROLE OF SOCIAL CAPITAL IN SOCIETY DEVELOPMENT TOURISM VILLAGE OF PUJON KIDUL MALANG. The empowerment of the Pujon Kidul tourism village community has succeeded in making Pujon Kidul village, which was originally a poor village, into a developed and independent tourism village. At this time the village of Pujon Kidul has become one of the best tourist villages in Indonesia. At present the Pujon Kidul tourism village business units have made a very large contribution to the village's original income. One of the factors that has a big role in the success of community empowerment programs in the village of Pujon Kidul is the role of social capital in the community. Therefore, this article focuses on the role of social capital in community empowerment in Pujon Kidul Village, Malang Regency. The method used in this study is qualitative literature. The results of the study show that social capital has many roles in community empowerment activities in the village of Pujon Kidul. Elements of social capital systemically support the achievement of community empowerment goals. The social capital that exists in the Pujon Kidul village community has encouraged the formation of social relations and has become the energy that facilitates and accelerates the implementation of community empowerment programs in the Pujon Kidul village.
Formulasi Strategi Dakwah Berbasis Analisis SWOT: Studi Kasus Renstra Masjid Baitussalam Sidoarjo 2023 Shofyan Affandy
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v5i1.264

Abstract

Formulasi strategi adalah proses perencanaan strategis organisasi dalam mengelola sumber dayanya secara optimal demi mencapai visi, misi, dan tujuannya. Analisa SWOT adalah salah satu instrumen manajemen bagi organisasi untuk melakukan formulasi strategi berbasis pada dinamika lingkungan internal dan eksternalnya. Masjid Baitussalam Sidoarjo sedang melakukan reformasi kepengurusan takmir secara periodik. Dalam momentum tersebut, Takmir Masjid Baitussalam perlu merancang suatu perencanaan strategis dakwah secara sistematis dan komprehensif. Hal ini menjadi eksperimentasi untuk menakar sejauhmana relevansi framework formulasi strategi berbasis analisis SWOT mampu beradaptasi pada lingkungan organisasi dakwah masjid. Penelitian dalam artikel ini bertujuan untuk menerapkan instrumen analisis SWOT sebagai framework formulasi strategi dakwah Masjid Baitussalam Sidoarjo. Penelitian lapangan (field research) ini menggunakan metode kualitatif pendekatan rasionalistik, dengan mengkonstruksikan strategi organisasi melalui penerapan framework teori pada studi kasus empiris. Analisis yang digunakan adalah sintesa induktif dari premis data deskriptif lingkungan yang memiliki keterkaitan logis, untuk menghasilkan solusi strategis. Outcome yang dihasilkan adalah seperangkat strategi dakwah periodik yang meliputi strategi optimalisasi kapasitas internal, inovasi pengembangan produk dakwah, intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian donasi, serta akomodasi seluruh elemen jemaah melalui model dakwah yang inklusif dan multikultural. Kata Kunci : Perencanaan Strategis, Analisis SWOT, Formulasi Strategi

Page 1 of 2 | Total Record : 11